Kamis, 21 September 2017

SKRIPSI DAN CITA-CITA



HALO~
Bulan kemaren dan kemarennya aku disibukkan skripsi, bimbingan, ngelesin, nge-host, dan lain-lain, ada banyak hal sulit yang telah kulalui... Namun, ada pula kebahagiaan yang tak terduga.
Dulu, seseorang meramalkan bahwa aku tak memiliki keuntungan, jadi harus bekerja lebih keras (well, it is unecessary for me to belive in a fortune teller tho!). I also prefer to believe in a hard work than a luck... Though Bekerja lebih keras bukanlah mudah bagiku. Kenyataannya memang aku nggak bisa gercep alias gerak cepat seperti anak lain. (My friends say so, I can’t deny it~). Mahasiswi akhir sepertiku ini harus gercep untuk ngerjain skripsi, biar cepet selesai (katanya).
Well.. “Skripsi” bisa jadi musuh atau teman mahasiswa akhir. Bagiku, skripsi itu seperti teman baru (yang ternyata asyik). Kali pertama, skripsi terlihat menakutkan tapi setelah kenal lama... si-dia ini kok asyik, malah mengajakku ke-dunia yang selama ini ku impikan. Sama seperti teman baru, yang bisa saja menakutkan di awal tapi ternyata asyik atauuuu yang asyik di awal tapi .....
Anyway.. selama bimbingan aku menghadapi beberapa masalah, termasuk dosen, teman, pribadi, atau skripsi, yang ku pikir akan membunuh keinginanku. Saat-saat masalah tersebut diujung, malah ku temui berbagai hal tak terduga. Tanpa ekspektasi apapun, aku bisa mendaftarkan diri pada ujian sidang hari Kamis, 24 Agustus 2017 dan langsung mendapat pengumumannya.
Saat itu (selama pembukaan registrasi ujian sidang sampai hari penutupan), aktifitasku jadi super duper sibuk. Bukan masalah skripsi saja, ada kegiatan lain yang ikut menyibukkanku. Tetapi lantas nggak mengganggu aktivitas yang lain. Jadi, semua sudah teratur timing-nya. Dari pagi sampai sore, aku bimbingan di 2 gedung yang berbeda (kalau nggak bimbingan berarti ngedit-ngedit revisian atau ngerjain bab selanjutnya). Lalu, sampai rumah istirahat sebentar 1.5 jam dan kembali bangun untuk nge-lesi. Next, selesai nge-lesi aku nge-host dan cari makan malam. Sampainya di kamar, aku nggak langsung tidur tapi ngerjain bab 4-5 sampai hampir  subuh. (I know it’s not good, but felt like wanted to do it). Walaupun aktivitas gila kayak gini bikin aku pingsan pertama kali di Goa Kreo. (-__-)
Awalnya nggak ada ekspektasi sama sekali untuk ikut ujian sidang di bulan Agustus. Aku hanya mengerjakan “skripsi” dengan baik+serius dan bisa melakukan kegiatan lain. Prediksiku malah baru bisa ikut ujian sidang Desember atau bahkan tahun depan. Jadi kalau kau tauuuuu, dua hari sebelum ujian sidang, aku ada di Dieng untuk menjadi tour guide (karena memang dari awal nggak ada ekspektasi bisa mendaftar ujian sidang di bulan Agustus, jadi sudah dijadwal kalau hari itu harus ada di Dieng dan nggak bisa dirubah). GILA Memang..., tapi aku mencoba bersikap tenang. Karena bagaimanapun kuncinya adalah diri kita sendiri, harus bisa mengkontrol diri sendiri, artinya jangan buat diri “terbebani”.
Jadi yang ku lakukan 2 hari sebelum ujian sidang di Dieng adalah tentu menjadi tour guide, menikmati alam, menikmati pertunjukan wayang bersama mahasiswa KKN UNNES, lalu pukul 9 baru pulang ke guest house dan membuat power point presentasi ujian sidang, mempersiapkan beberapa kemungkinan pertanyaan yang akan muncul, menyiapkan jawabannya, memahami isi skripsi, dan serahkan semuanya pada Allah SWT. Aku tidur pukul 2 pagi dan bangun pukul 5 siap-siap, kemudian pergi ke beberapa tempat wisata Dieng pukul 7. Pulang ke Semarang di sore hari pukul 3, tapi tiba-tiba mobil yang ditumpangi hampir merosot. Akhirnya kami semua  keluar, supaya tidak semakin terperosot. Pak sopir pun berusaha menaikkan mobilnya ke tempat yang datar. Dan ternyata ban mobil bocor, saat itu aku mencoba tetap tenang, tidak panik. Akhirnya atas ijin Allah, mobil sudah selesai diganti ban dan kami bersiap kembali menuju Semarang pukul 4. Tibanya di Semarang pukul 8 lebih 15 menit, pukul 9 malam aku persiapkan seragam dan sepatu.
Sayangnya aku juga mengalami masalah lain, yaitu masalah teman dan pribadi. I am an introvert, which is it’s imposible for an introvert to make an enemy. Teman bagiku ya seseorang yang kutemui, dikenal dengan baik. Benar atau tidak isu itu, aku nggak terlalu perduli. But the important thing is that I want to keep in touch with friends and always be good. Lalu, masalah pribadi...saat itu, aku dekat dengan seseorang (he isn’t Indonesian, and non-believer), well aku tahu ini terlalu jauh dan I know that it was my fault. He proposed me to marry him, tapi I can’t...karena hubungan kita beda agama. Dan aku nggak mau memaksa nya buat pindah agama hanya karena ingin “menikahiku”. Finally, we broke-up while tomorrow I will have “sidang skripsi”. Aku tetap mengkontrol diri dan fokus pada hal yang lebih penting.
Esoknya, 28 Agustus 2017, aku mengikuti ujian sidang pada masing-masing dosen penguji. Selesai melakukan sidang pada dosen penguji 1, hal tak terduga pun datang. Beliau (penguji)ku menawari sejumlah jobs dan siap mengirimku ke suatu tempat. Perasaan haru dan air mata pun jatuh juga saat itu. Kemudian Allah melancarkan ujianku pada penguji 2 dan 3, tidak perlu revisi. Jadi skripsi siap sudah tertandatangani semua hanya dalam 2 hari saja.
“Setiap hujan deras pasti ada pelangi, setiap penderitaan pasti ada kebahagiaan”. Ikhlas saja dengan masalah yang ada dan jangan menjadikan masalah sebagai beban. Alhamdulillah sekarang I can get over him. Dan I communicate well with friends, thank you friends.
Next, bagaimana bisa aku mendaftarkan diri pada ujian sidang dan berhasil?? Rahasianya adalah percaya dengan kemampuan diri sendiri dan sang maha pencipta. Pertama, yakin kalau kita mampu melakukan yang terbaik. Selama ini aku sering mengeluh dan tidak yakin bisa mendaftar ujian sidang di bulan Agustus, seharusnya aku tidak merendahkan diri dan seharusnya  memposisikan diri pada posisi yang lebih baik daripada baik. Kedua, setelah percaya pada diri sendiri lalu percaya pada Allah. Percaya bahwa Allah akan membantu, percaya bahwa Ia punya mukjizat yang luar biasa, punya malaikat-malaikat yang tak pernah tidur, punya rencana yang luar biasa, dan percaya bahwa Allah memberi apa saja yang kita butuhkan.
Tambahan, based on my experience : Do everything sincerely , without any expectations for wanting tobe surprised anytime.
Berikutnya, hal yang paling sulit selama menjadi semester tua adalah langkah setelah skripsi, yoms... pemberkasan. Pemberkasan ini yang paling membutuhkan “kegercepan”. Seperti yang sudah ku katakan, aku bukanlah orang yang gercep. Jadi solusinya yaitu, mencari cara lain. Caranya adalah bermain taktik dan berfikir logis. Mana yang bisa dikerjakan, dikerjakan dulu.
Well...sekarang aku udah di tahap tanda tangan pada buku induk. Aku hanya menunggu pembagian toga, plakat, undangan dan gladi bersih tanggal 4 dan 5 Oktober. Insya Allah wisudaku adalah tanggal 7 Oktober 2017, jika umurku sampai.
Akhirnya pertanyaan “kapan wisuda?” bisa dijawab (hehe), tinggal pertanyaan “kapan kerja?” yang masih belum bisa dijawab. Sebetulnya aku sudah mengaplikasikan berkas lamaran ke beberapa perusahaan swasta dan bumn. Tapi, entahlah aku serahkan kembali pada Yang Maha Kuasa. Aku yakin rencana Allah yang paling baik buat ku.
Kalau ditanya cita-citaku apa, waktu kecil aku selalu menjawab ingin jadi dosen. Well, tapiii makin tua, makin bingung apa cita-citaku. Untuk jadi dosen, aku harus melanjutkan S2, which is butuh uang banyak, dan saat ini belum punya cukup uang untuk itu. Ditambah adikku akan melanjutkan studi S1. Yang ku pikirkan saat ini bagaimana caranya membahagiakan orang tua dan sekitar.
Selama ini orangtua ku (terutama ibu) sangat mensuport kegiatan apapun yang ku lakukan. Termasuk skripsi, ibu atau bapak bukan tipe ortu yang selalu nanyain  “kamu sampai bab mana?”, “kapan selesai bab 3?”, “kapan selesai penelitian?”, “kapan sidang?”, dll. Tapii bukan berarti mereka nggak peduli, mereka lebih ke “mempercayakan semuanya padaku”. Mereka punya mindset modern, dan aku sangat beruntung memiliki nya sebagai orangtua. Ibu dan bapak sangat terbuka dan memberikan kemerdekaan bagiku. Dari kecil, aku dibebaskan untuk memilih kegiatan apa saja yang ku suka. Aku nggak pernah melihat mereka memaksakan sesuatu padaku.
Hingga saat ini pun mereka memberi kebebasan, mau aku ingin menjadi apa, bekerja dimana, berapa gajinya, dll terserah aku. Kata mereka yang terpenting tetap jaga iman dan sholat 5 waktu.
They believe in me, so I will always do my best for them.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Depression Story

(This is in Full Bahasa and Full English)                                 Setelah momen graduation, aku mengalami depresi yang aga...