Semakin
kamu peduli anggapan orang mengenaimu, maka kamu tidak akan berhenti khawatir.
Itulah pendapatku
mengenai hidup jika kita terlalu peduli apa anggapan orang lain terhadap diri kita. Kenyataannya, bagaimanapun, jika kita tidak hidup “seperti apa yang mereka
anggap”, kita akan khawatir jika mengecewakan diri sendiri. Ketika orang menganggap kamu hebat
dalam menari, tentu saja kamu akan mencari segala cara untuk mempertahankan
anggapan itu. Jika tidak/ gagal, maka akan berakhir pada mengecewakan diri sendiri.
Lalu bagaimana jika anggapan mereka buruk? Pastilah kita merasa tidak nyaman dan ingin merubah anggapan buruk tersebut. Sejak SD orang-orang menganggap aku ini aneh, nggak punya temen, dan bodoh. Anggapan itu seringkali membuatku merasa tidak nyaman. Aku selalu mencoba untuk keluar dari anggapan buruk masyarakat. Ibuk mengirim ku ke bimbingan belajar supaya bisa bersosialisasi dengan teman seusia dan meningkatkan pengetahuan, perlahan aku keluar dari anggapan buruk itu. Sayang sekali, anggapan tersebut tak berubah malah masih sama seperti dulu. Aku terus merasa khawatir karena takut jika usaha apapun yang sudah ku lakukan tidak akan memberi perubahan.
Lalu bagaimana jika anggapan mereka buruk? Pastilah kita merasa tidak nyaman dan ingin merubah anggapan buruk tersebut. Sejak SD orang-orang menganggap aku ini aneh, nggak punya temen, dan bodoh. Anggapan itu seringkali membuatku merasa tidak nyaman. Aku selalu mencoba untuk keluar dari anggapan buruk masyarakat. Ibuk mengirim ku ke bimbingan belajar supaya bisa bersosialisasi dengan teman seusia dan meningkatkan pengetahuan, perlahan aku keluar dari anggapan buruk itu. Sayang sekali, anggapan tersebut tak berubah malah masih sama seperti dulu. Aku terus merasa khawatir karena takut jika usaha apapun yang sudah ku lakukan tidak akan memberi perubahan.
Ketika aku beranjak
remaja semua berubah agak baik dari sebelumya. Sebagian orang masih
menganggapku sama seperti dulu. Beberapa darinya meremehkanku. Perubahan yang
lebih baik ini tidak banyak diketahui orang-orang sekeliling. Padahal aku ingin
orang-orang tahu itu, karena selama ini aku merasa direndahkan. Kemudian, seiring berjalannya waktu, akhirnya perubahanku ini jadi
bahan pembicaraan mulut ke mulut, hingga masyarakat beranggapan terlalu tinggi
mengenaiku. Anggapan orang-orang sekitar lebih tinggi daripada keahlian asli yang
ku punya. Aku kembali merasa tidak nyaman, dan timbul perasaan khawatir.
Khawatir akan mengecewakan mereka dan berakhir kecewa pada diri sendiri.
Orang-orang sekitar
kini menganggapku pintar, percaya diri, dan bisa diandalkan. Karena orang-orang
berfikir seperti ini, mereka nggak jarang mengandalkanku. Ketakutanku adalah...
ketika aku tidak bisa menjadi seperti yang mereka anggap. Perasaan seperti ini
sangat tidak membuatku nyaman. Berulang kali aku menjelaskan kepada beberapa
orang bahwa aku tidak seperti yang mereka anggap. Aku sama seperti orang lain,
masih belajar, dan kemungkinan akan gagal seperti manusia biasa.
Ketika kegagalan itu
datang, orang-orang sekitar mungkin akan heran dan bertanya-tanya. Kok bisa
seperti itu, dia kan ahlinya kok bisa begitu, ini kan bidangnya dia kok bisa
gitu, dia kan pinter masa gitu aja gak bisa, dll. Jika orang sekeliling
kecewa, maka pasti timbul perasaan tidak nyaman, tidak enak, malu, dan juga
berakhir kecewa pada diri sendiri.
Semenjak
itu, aku berfikir sampai kapan aku harus hidup di bawah anggapan orang?
Jika
aku terus melakukannya, ini akan membuatku tidak nyaman.
Lalu, kuputuskan untuk
tidak peduli dengan apa yang masyarakat anggap tentangku. Aku memilih untuk
tidak menunjukkan sisi hebat, dan membiarkan orang-orang beranggapan apapun.
Inilah waktunya untuk
memahami diri sendiri, berhenti membuat diri tidak nyaman atau sakit hati.
Bijak
memilah mana yang baik dan buruk, melakukan semua yang baik untuk diri sendiri
tanpa menyakiti atau membuat kecewa diri sendiri. Jangan biarkan orang-orang mengontrol
kehidupan kita.
Kita harus sadari
bahwa, semua orang diciptakan unik, dan kita di sini tidak hidup untuk apa yang
orang-orang anggapkan. Semua orang memiliki takdir yang berbeda. Takdir bisa
saja berubah tergantung pribadi masing-masing. Semua orang bisa berubah
tergantung usaha masing-masing. Jadilah diri sendiri, percaya pada diri
sendiri, buatlah hidup dan diri ini nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar